Pentingnya Transformasi Digital Bagi Perusahaan Keluarga

by | May 24, 2022

Perusahaan keluarga memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Bagaimana tidak? 95% dari seluruh bisnis di Indonesia bisa dikategorikan sebagai perusahaan keluarga. Kontribusinya juga besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan kapitalisasi pasar di indonesia. Makanya kategori perusahaan keluarga ini sangat menjadi harapan Indonesia untuk merealisasikan potensi ekonomi di tanah air. 

Di Indonesia, jumlah perusahaan keluarga diprediksi akan bertumbuh tiga sampai empat kali dalam lima sampai tahun ke depan. Bahkan prediksi tersebut di atas rata-rata global loh. Walaupun begitu, sayangnya hanya 13% perusahaan keluarga di Indonesia yang mampu bertahan hingga generasi ketiga. Bahkan 70% perusahaan keluarga tidak mampu bertahan hingga generasi kedua. Besar sekali ya persentasenya!

Survei Daya Qarsa kepada pemilik-pemilik perusahaan keluarga di Indonesia

Fakta tentang perusahaan keluarga di Indonesia yang tidak mampu bertahan hingga generasi berikutnya menunjukkan bahwa perusahaan keluarga memiliki rintangan yang besar dalam menjaga keberlangsungannya. Nah, untuk mengetahui bagaimana tantangan sebenarnya yang terjadi di lapangan, Daya Qarsa telah melakukan wawancara kepada pemilik-pemilik perusahaan keluarga dari berbagai industri di Indonesia. 

Hasilnya, ternyata sebanyak 47% responden menganggap COVID-19 sebagai kekhawatiran utama perusahaan keluarga saat ini loh. Mengapa demikian? Ini dia empat (4) tantangan utama yang perusahaan keluarga hadapi selama pandemi COVID-19:

  1. Perusahaan keluarga mengalami penurunan bisnis secara signifikan dan kesulitan dalam bertransformasi digital.
  2. Memastikan kesejahteraan karyawan, baik secara fisik maupun mental selama pandemi. Selain itu, membenahi budaya dan cara berpikir karyawan yang masih konvensional.
  3. Perencanaan dan penerapan manajemen suksesi yang belum maksimal. 
  4. Penerapan sistem Tata Kelola Perusahaan secara profesional. 

Urgensi transformasi digital pada perusahaan keluarga 

Pandemi COVID-19 memang memberikan dampak yang besar pada hampir seluruh industri bisnis di Indonesia. Dampaknya yang paling dirasakan oleh individu maupun bisnis adalah pemanfaatan teknologi digital yang pesat. Urgensi transformasi digital menjadi besar sehingga perusahaan keluarga harus cepat berberes-beres, beradaptasi pada digital dan meninggalkan yang sudah tidak relevan. Tujuannya untuk menjaga eksistensi dan memperoleh keuntungan finansial yang maksimal.

Pada tahun 2020, industri yang laju pertumbuhannya paling lambat adalah sektor transportasi dan pergudangan, yaitu sebesar -15,04%. Kemudian, diikuti oleh sektor penyedia akomodasi dan makan minum, yaitu sebesar -10.22%. Faktor yang mempengaruhinya pun beragam, tetapi yang paling tinggi adalah kesulitan pada pemasaran dan penjualan produk atau jasa. 

Jika kita lihat lebih dalam lagi, tiga sektor yang paling banyak mengalami kendala pemasaran adalah industri pengolahan (58,94%), penyedia akomodasi dan makan minum (56.58%), perdagangan dan reparasi kendaraan (51.91%). 

Saat ini, perusahaan keluarga di Indonesia sadar bahwa tuntutan bertransformasi digital sangat besar. Namun, ternyata banyak tantangan yang dirasakan oleh perusahaan untuk mengimplementasikannya. Berikut adalah analisis Daya Qarsa terhadap tantangan perusahaan keluarga di Indonesia dalam melakukan transformasi digital, 

  • Manajemen Pendapatan

Karena terdampak COVID-19, perusahaan keluarga sulit untuk mendapatkan pelanggan sehingga pendapatannya pun menurun. Akibatnya, kondisi keuangan perusahaan keluarga di masa pandemi pun tidak memungkinkan untuk melakukan transformasi digital. Agar bisa bertahan dan bergerak maju, perusahaan keluarga bisa mempertimbangkan saluran digital untuk menjangkau calon pelanggan untuk mendapatkan pendapatan. Saat ini, sudah banyak saluran digital yang bisa dipilih sesuai dengan budget.  

  • Optimalisasi Biaya

Perusahaan keluarga masih menggunakan cara manual untuk melayani konsumen. Akibatnya, perusahaan perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar. Jika melakukan digitalisasi, perusahaan bisa menghemat biaya dan memanfaatkan waktu lebih efisien. Di kondisi lain, ada juga perusahaan keluarga yang sudah menggunakan teknologi, tetapi sayangnya proses produksi dalam penggunaannya belum bisa maksimal.

  • Manajemen SDM

Kurangnya kesadaran para pemimpin perusahaan keluarga akan pentingnya transformasi digital membuat strategi digitalisasi perusahaan lambat. Akibatnya, perusahaan tidak mengerti tentang infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung proses operasional sehari-hari. 

  • Infrastruktur Pendukung

Sistem kerja dan infrastruktur perusahaan keluarga masih manual sehingga tidak memungkinkan karyawan untuk bekerja jarak jauh di masa pandemi. Di kondisi lain, jika harus masuk bekerja pun tidak memungkinkan ketika pembatasan sosial diterapkan. 

Pada akhirnya, yang dirasakan perusahaan keluarga tanpa bertransformasi digital hanyalah menuju kemunduran dan pendapatan yang menurun. 

Daya Qarsa telah membantu perusahaan keluarga dari berbagai industri untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Daya Qarsa menggunakan pendekatan Family Business Diamond Model  untuk bisa mempertahankan bisnis selama COVID-19.

Kunjungi artikel kami sebelumnya untuk memahami lebih dalam berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan keluarga dan bagaimana penerapan Family Business Diamond Model perusahaan keluarga berhasil mendorong bisnis agar bisa bertahan hingga generasi-generasi berikutnya ya! 

Related Article